Mengenai Saya

Minggu, 18 September 2011

Kisah Si Acong Dan Si Cebong


Pada suatu hari disuatu tempat terpencil, hiduplah 2 orang anak kembar yang diberi nama Acong dan Cebong. Mereka anak yang sangat jahil dan nakal sekali, mereka anak yatim piatu ayahnya sudah meninggal saat ibunya sedang mengandung mereka diusia 5 bulan karena kecelakaan dan ibunya juga sudah meninggal saat melahirkan mereka. Sekarang mereka berdua hanya tinggal bersama nenek mereka saja.

Suatu hari, acong disuruh neneknya untuk memetik sayuran dikebun, karena mereka berdua itu anaknya tidak dapat dipisahkan, cebongpun mengikuti acong memetik sayuran dikebun. Dengan polosnya mereka memetik semua sayuran yang ada dikebun hingga tidak ada yang tersisa. Menurut mereka itu adalah hal yang sangat baik karena mereka ini masih sangat polos dan belum mengerti apa-apa. Maklum usia mereka masih 4 tahun. Nenek mereka lama sekali menunggu sayurannya. Karena kelamaan, nenek mereka menghampiri mereka dikebun. Saat nenek menuju kebun, saat ia melihat kebunnya sudah kosong, sangat kagetlah nenek mereka ini. Tetapi neneknya tidak memarahi mereka namun ia hanya tersenyum melihat cucunya, nenek mereka sangat sabar dan sangat menyayangi cucu semata wayangnya itu.

 “ mengapa kalian petik semua sayurnya? Kata nenek”.
 Mereka menjawab “ kita cuman ngikutin kata-kata nenek tadi, kan nenek suruh kita metik sayur ya kita petik aja semuanya. (sambil tersenyum bahagia) “
Nenek berkata “ ya sudah terima kasih ya cu, sudah memetikkan sayuran ini untuk nenek. Tetapi seharusnya jangan semuanya yang kalian petik cukup beberapa saja “
“ Gak masalah nek, ini sih masalah kecil, iya gak ceb?kata Acong”
“ yoi cong, udah nek gak usah berterima kasih kita ikhlas kok. Kata cebong”
Nenek berkata lagi “ ya sudah mari kita pulang “

Sesampainya dirumah nenekpun langsung memasak dan menyediakan makanan untuk mereka. Pada saat mereka sedang makan, nenek memberi nasihat pada kedua cucunya nasihatnya yaitu :
“ acong, cebong kalian harus jadi orang yang sukses ya. Kalian nanti sekolah yang benar, jadilah anak yang pintar dan membanggaan. Buatlah ayah dan bunda kalian bangga melihat kalian itu cerdas dari alam lain. Buatlah nenek bangga juga kepada kalian berdua.”
Disitu acong dan cebong tidak dapat berkata apa-apa. Mereka hanya saling bertatapan saja dan saling berfikir yang tidak mereka mengerti apa yang mereka pikirkan. Tetapi sesungguhnya mereka mengerti maksud nenek mereka apa..

3 tahun kemudian acong dan cebong masuk sekolah, mereka setelah masuk sekolah berubah sifat yang tadinya nakal sekarang menjadi anak yang baik dan sangat membanggakan di sekolah.. 6 tahun sudah mereka di sd dan selama mereka sd, mereka berdua termasuk murid teladan dimata guru-guru disekolah mereka. Lanjutlah mereka sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan makin tinggi. Selama mereka sekolah mereka selalu diberi beasiswa jadi neneknya tidak pusing-pusing memikirkan biaya sekolah mereka. J neneknya hanya bisa mendo’akan mereka supaya cucunya itu bisa menjadi orang sukses karena suatu saat mereka harus menghidupi hidup mereka sendiri. Karena tidak selamanya mereka selalu bersama nenek mereka. Harapan nenek mereka adalah, semoga tuhan tidak mencabut nyawanya itu disaat yang salah, yaitu disaat cucunya tersebut belum bisa menghidupi dirinya sendiri. Tetapi, setelah mereka bisa mendapatkan kerja dan bisa menghidupi hidupnya sendiri barulah itu saat yang tepat untuk tuhan mencabut nyawanya.

Setelah mereka kuliah, tiba saatnya mereka berwisuda. Dengan pakaian yang rapih dan dengan semangat walaupun sebenarnya nenek itu sudah lemah sekali bahkan untuk jalanpun sudah susah, sang nenekpun dating ke acara wisuda kedua cucunya tersebut. Saat melihat cucunya. Nenekpun meneteskan air matanya, tak kuasa menahan tangis haru bahagia melihat kesuksessan cucunya. Sambil dalam hati berkata “ terima kasih tuhan engkau telah mengabulkan do’a-do’aku. Sekarang aku sudah siap bila engkau ingin mencabut nyawaku, karena aku sudah puas melihat anakku sukses dan mereka juga sudah bekerja J

Saat selesai wisuda, mereka langsung memeluk erat neneknya sambil menangis haru bahagia. Entah apa yang akan terjadi bila tidak ada nenek mereka, mungkinkah mereka akan sukses seperti ini? (hanya itu saja yang ada dipikiran mereka saat itu)

Saat diperjalanan pulang, tiba-tiba penyakit jantung nenek kumat. Padahal dari dulu tidak pernah kumat sama sekali. Acong dan cebongpun panic. Mereka langsung menuju ke RS. Saat itu nenek berkata dalam hatinya “ tuhan kalo memang sudah waktunya aku siap “
Dengan merasa sakit,  nenek berkata “ cu, jaga diri kalian baik-baik ya, mungkin sekarang sudah saatnya nenek dipanggil oleh gusti allah. Bekerja yang benar J jangan bikin nenek kecewa ya. Nenek selalu ada disamping kalian “ (nenekpun meninggal) Acong dan Cebong sangat terpukul sekali atas kepergian nenek. Mereka menangis histeris L dan mereka berjanji mereka akan mematuhi nasihat terakhir nenek.


-------------------------------------------THE END--------------------------------------------------